SEBUAH DILEMA...
Kenapa harus dikatakan satu dilema?? Pernah nggak sih merasakan hal seperti itu, dimana kita jadi serba salah dan dihadapkan pada beberapa pilihan yg sama sulitnya. Karena semua berisiko. Sekarang kita bicara aja soal dilema dalam sebuah hubungan. Tapi sebelumnya, kita juga bahas dulu nih tentang sebenarnya seperti apa sih "mencintai itu". Mengatur hidup pasangan kita dalam segala hal?? Mengekang kebebasan dia dalam segala kondisi?? Membatasi pergaulan pasangan dengan teman-temannya?? Melarang untuk menerima telp dari semua lawan jenisnya?? Atau...bahkan sekedar ngobrol dengan lawan jenis pun dilarang?? Seperti itukah "mencintai" dalam versi kalian?? Atau mungkin hanya ada beberapa yg masuk diantaranya?? :)) Atau...anda masuk dalam versi yg ini. Mencintai pasangan dengan...Membiarkan dia tetap dalam kehidupannya. Tetap dalam kebebasannya. Membiarkan pasangan menemukan dunianya sendiri, dengan tidak melupakan anda "tetap" sebagai satu-satunya di hati dia. Membiarkan pasangan tetap bergaul dengan semua teman-teman sejenis maupun lawan jenis, dengan tidak peduli bagaimana kondisi pergaulan mereka?? Atau...anda seorang pecinta sejati yang menaruh kepercayaan "penuh" pada pasangan anda, dengan tidak akan pernah mempermasalahkan apapun yg akan terjadi pada hubungan anda, karena anda hanya punya satu keyakinan bahwa "dia adalah milikku". :))
Semua itu adalah sebuah dilema. Karena kita pasti sulit menerima dua-duanya. Mencintai untuk versi yg pertama, okelah, kita pasti akan sangat berbahagia jika pasangan kita bisa menjadi seperti yg kita minta. Apapun yg kita harapkan, dia akan menuruti. Tapi apa kita nggak jadi berpikiran, kalo dia melakukan semua itu adalah karena "kemauan pasangan", jadi bukan karena hatinya sendiri?? Ya kalo semua yg dilakukan bisa selalu "Atas Nama Cinta". Semua akan baik-baik saja. Tapi jika semakin lama sebuah hubungan berjalan, maka "cinta" mungkin hanya akan menjadi sebuah hiasan. Dan tanggung jawab yg selebihnya berperan. Nah...ketika cinta tidak lagi menjadi peran utama, ketika saat tertentu, hubungan itu ternoda dgn satu saja "pertengkaran kecil" apa dia akan tetap memegang semua komitmen yg udah kita sepakati?? Kalo jawabannya "iya" bersyukurlah...itu artinya pasangan kita benar-benar seorang yg bisa kita andalkan. Dan dia benar-benar mencintai kita, seorang yg kukuh dalam janji. :)) Kalo enggak..?? Berbahagialah, karena Alloh sedang menguji kesabaran anda :)
Mencintai dalam versi kedua, membiarkan pasangan kita menikmati dunianya sendiri. Kebebasan sepenuhnya, dengan kepercayaan penuh yg anda tanamkan. Sebelumnya kita tanya dulu pada diri kita sendiri, apa kita termasuk dalam tipe orang yg "percaya" penuh pada diri sendiri atau orang lain. Jika jawabannya adalah "iya", mungkin semua akan menjadi ringan. Kita bisa menjalani hidup kita dengan santai, tanpa harus memikirkan sedang dimana pasangan kita, apa yg sedang dilakukannya, dan bersama siapakah dia sekarang?? Semua tidak menjadi beban sedikitpun. Karena dalam diri kita ada keyakinan, dia tak akan berpaling. Karena dia "milikku". :)) Tidak terlalu berat. Nah, kalo kita masuk dalam tipe orang yg sedikit percaya dan memiliki tingkat kecemasan yg relatif tinggi, maka memilih "versi mencintai" yg kedua, itu sama halnya dengan mencari penderitaan batin. :)) Sama halnya dengan memaksakan diri. Pura-pura tegar, tp sebenarnya sangatlah lemah. Pura-pura bisa terima tapi sebenarnya "sangat tidak terima" :)) Kita akan susah makan, susah tidur, bahkan lebih dari itu....kita mencari penyakit untuk diri kita sendiri. :)) Tapi orang seperti ini, biasanya akan lebih tegar dibanding tipe orang pertama disaat dia benar-benar harus kehilangan pasangannya. Nah, kalo semua jadi serba salah githu, bagaimana versi mencintai yg benar??? Pada intinya, semua versi ber-resiko tinggi. Untuk itu, kita sebut saja bahwa mencintai adalah sebuah "dilema". Kalo menurut aku sih....jika semua dilakukan dengan cinta, maka apapun yg sudah menjadi komitmen dengan pasangan kita, kita pasti bisa melakukannya dengan ikhlas. Meski tetep juga ada risikonya, udah cinta, udah ikhlas, udah rela melakukan semua, udah kehilangan semua teman, semua nomer telp, bahkan sudah tidak lagi ada teman yg bisa sekedar diajak ngobrol?? Ternyata pasangan meninggalkan kita...???? Hihihii...Wallahu Alam...Kita kembali aja. Jodoh di tangan Alloh. Kita telah berusaha...so....ya udah. Karena dani udah bosen nulisssss, kita sudahi aja yaahh....?? Soalnya dani jg lagi bingung, harus mencintai versi yg manaaaaaaaaa???? Uhukss..uhukkss... :(